Teori-Teori Proses Terjadinya Lupa


Lupa adalah suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Adapun teori lupa, diantaranya ialah:

Teori Interferensi;  menyatakan bahwa informasi yang telah disimpan dalam memori jangka panjang masih terdapat dalam gudaneg memori (storage). Tapi proses lupa terjadi disebabkan informasi yang satu mengganggu proses mengingat informasi yang lain.

Baca juga : Tahapan perkembangan kognitif anak usia dini menurut piaget

Teori Decay; menganggap bahwa memori menjadi semakin buruk dengan berselangnya waktu apabila tidak pernah diulang lagi (rehearsal). Teori ini mengandalkan bahwa setiap informasi disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak (memory trace). Jejak ini akan rusak atau menghilang bila tidak pernah digunakan lagi. Meskipun demikian, banyak ahli sekarang menemukan bahwa lupa tidak semata-mata tidak disebabkan oleh ausnya informasi. 

Teori Motiveted Forgetting, seseorang akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang menyakitkan atau peristiwa buruk. Hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyakitkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperoleh kembali.

Teori Retrievel Failure, teori ini sebenarnya setuju dengan teori interferensi yang menyatakan bahwa informasi yang telah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada. Akan tetapi, interferensi tidak menyebabkan kegagalan dalam mengingat kembali sebuah memori.

Kegagalan dalam mengingat kembali disebabkan karena tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat-syarat terpenuhi, maka informasi bisa ditelusuri serta diingat kembali.

Baca juga :

Popular posts from this blog

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dalam Psikologi Industri dan Organisasi

Biografi Albert Bandura

10 Negara Terluas di Dunia