Teori Valence Instrumentality Expectancy (VIE) oleh Victor Vroom (1964)

Vroom berpendapat bahwa dalam teorinya menjelaskan bahwa motivasi ialah hasil dari tiga faktor, yaitu seberapa besar seorang individu berkeinginan memperoleh nilai (valence) yang diprediksi oleh individu tersebut tentang kemungkinan bahwa usaha yang akan dilakukan akan menimbulkan harapan bahwa hasil kerjanya diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja. Prestasi kerja akan memperoleh imbalan/ganjaran sebagai instrumentalitas. Hubungan diantara ketiga faktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Baca juga : Teori Valence Instrumentality Expectancy (VIE) oleh Victor Vroom (1964)

Nilai (Valence) x Harapan (Expectancy) x Ganjaran (Instrumentality) = Motivasi (Motivation) = V x E x I = MOTIVATION

1. Nilai (Valence)
Nilai (valence) ialah suatu dorongan yang dapat membuat individu menginginkan suatu ganjaran pada waktu dirinya melakukan suatu kegiatan dalam pekerjaannya. Hal ini menunjukan suatu ekspresi dimana individu mempunyai keinginan untuk meraih tujuan pada waktu dia bekerja. Nilai yang diharapkan oleh setiap karyawan memang tidak selalu menunjukkan kesamaan antara satu dengan yang lainnya. Karean kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya pengalaman yang diperolehnya selam dia melakukan pekerjaan. Biasanya nilai (valence) tersebut berbeda setelah dirinya mengalami proses dalam perjalanan waktu yang dilaluinya. Jika kebutuhan yang satu telah terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan sebagai pengganti kebutuhan yang telah dicapai sebelumnya.

Nilai (valence) yang terkait dengan suatu ganjaran amat dipengaruhi oleh faktor demografi,yaitu: usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, sosial ekonomi, dan jenis pekerjaan individu. Pada umumnya, seorang karyawan yang masih berusia muda belum tertarik dengan kesempatan pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan dengan karyawan yang berusia dewasa. Demikian halnya dengan karyawan yang berpendidikan tinggi mempunyai kecenderunagan untuk mendapat kesempatan memperoleh kemajuan karier dibandingkan dengan karyawan yang sudah berusia mendekati masa pensiun dan yang berpendidikan rendah. Bagi karyawan yang berjenis kelamin laki-laki baik yang belum maupun yang sudah berkeluarga ada kecenderungan lebih berantusias untuk memperoleh gaji dan kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang sudah berkeluarga. Karyawan yang mempunyai status sosial ekonomi tinggi biasanya akan mempunyai keinginan untuk mendapat pekerjaan yang berkedudukan lebih tinggi dan bergengsi dibandingkan karyawan yang berstatus sosial ekonomi rendah. Yang terakhir dapat dilihat bahwa orang yang mendapat kedudukan karier lebih tinggi mempunyai kecenderungan untuk menempatkan diri kedalam kelompok dengan kedudukan yang tinggi pula dibandingkan dengan orang yang mempunyai jenis pekerjaan yang dianggap rendah dan kurang bergengsi.

Baca juga : Prinsip Prinsip Pengkondisian

2. Harapan (Expectancy)
Harapan dapat diketahui dari tingkat kuat atau tidaknya usaha yang dilakukan oleh karyawan selama dia melakukan kegiatan dalam pekerjaannya. Harapan dapat juga dinyatakan dalam bentuk kemungkinan melalui prediksi yang dilakukan oleh seorang karyawan melalui tingkat prestasi yang dicapai yang ditentukan oleh usaha yang dilakukannya..Sebenarnya hubungan antara usaha dan prestasi merupakan suatu harapan yang akan dicapai oleh seorang karyawan dan nilai (valence)-nya bergerak antara 0 hingga 1. Jika seorang karyawan tidak memahami bahwa usaha yang dilakukannya dapat menghasilkan prestasi kerja yang diinginkan, maka harapan (expectancy)-nya adalah 0. Sebaliknya, jika seorang karyawan merasa yakin bahwa usaha yang dilkukannnya mempunyai presatasi yang tinggi, maka harapan (expectancy)-nya adalah 1. Ada kecenderungan sebagian karyawan mempunyia prediksi bahwa hasil prestasi yang diinginkan adalah moderat, maka harapan (expectancy)-nya terletak diantara nilai 0 hingga 1.

3. Ganjaran dan Prestasi (Instrumentality)
Setiap keryawan mempunyai keinginan bahwa usaha untuk mencapai prestasi yang berupa harapan tersebut adalah  akan memperoleh suatu ganjaran (instrumentality) nilai ganjaran (instrumentality) juga bergerak (berkisar) antara 0 hingga 1 . jika seorang karyawan menganggap bahwa promosi kenaikan jabatan didasarkan oleh prestasi kerja yang tinggi, maka ganjaran (instrumentality) yang berupa promosi kenaikan jabatan tersebut akan dianggap tinggi pula. Sebalinya jika dasar keputusan untuk memperoleh kenaikan jabatan tersebut tidak jelas, maka ganjaran (instrumentality)-nya dianggap tidak berarti atau akan mendekati nilai 0.

Sumber: Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana


Baca juga :

Popular posts from this blog

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dalam Psikologi Industri dan Organisasi

Biografi Albert Bandura

10 Negara Terluas di Dunia