Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Piaget


Masa kanak-kanak ialah masa perkembangan dan pertumbuhan yang penting dalam kehidupan manusia. Pada masa ini, anak belajar menguasai keahlian tertentu dan menghadapi tugas-tugas baru.

Baca juga : Hukum-hukum teori gestalt

Oleh sebab itu, perlu memperhatikan dengan benar berbagai proses perkembangan yang berlangsung dalam hidup si kecil; mulai dari perkembangan kognitif, motorik, sensorik, fisik, bahasa, dan emosionalnya.

Kognitif diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti sesuatu. Perkembangan kognitif mengacu pada kemampuan yang dimiliki anak untuk memahami sesuatu. Salah satu tokoh psikologi yang mengemukakan teori tentang tahapan perkembangan kognitif (cognitive theory) manusia adalah Jean Piaget. Menurut Piaget, anak-anak mempunyai cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dalam empat tahap.

Tahap sensorimotor (0-24 bulan)

Setiap bayi yang lahir mempunyai refleks bawaan dan dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Oleh sebab itu, pada masa ini, kemampuan bayi terbatas pada gerak refleks dan panca inderanya. Berbagai gerak refleks tersebut kemudian berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan. Pada tahap perkembangan kognitif awal, belum bisa mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang lain, sehingga ia dianggap “egosentris”.

Pada usia 18 bulan, sudah mampu menciptakan simbol-simbol dalam suatu benda serta fungsi beberapa benda yang tak asing baginya. Si Kecil mampu melihat hubungan antarperistiwa dan mengenali mana orang asing dan mana orang dekat.

Baca juga : Biografi margaret floy washburn

Tahap praoperasional (2-7 tahun)

Masa ini, anak mulai bisa menerima rangsangan, meski masih sangat terbatas. Sudah masuk ke dalam lingkungan sosial. Ciri tahapan ini, anak mulai bisa menggunakan operasi mental yang jarang dan secara logika kurang memadai.

Pada masa ini, masih tergolong “egosentris” karena hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang diri sendiri dan kesulitan melihat dari sudut pandang orang lain. Ia sudah dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda berwarna merah, walaupun bentuknya berbeda-beda.

Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Anak sudah mampu melakukan pengurutan dan klasifikasi terhadap objek maupun  situasi tertentu. Kemampuan mengingat dan berpikir secara logispun makin meningkat. Ia mampu memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis sehingga bisa belajar matematika dan membaca. Pada tahapan ini pula sifat “egosentris” mulai menghilang secara perlahan. Ia kini sudah mampu melihat suatu masalah atau kejadian dari sudut pandang orang lain.

Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)

Tahap ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran. Ia dapat menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Ia dapat memahami konsep yang bersifat abstrak seperti cinta dan nilai. Sudah bisa melihat kenyataan tidak selalu hitam dan putih, tetapi juga ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Kemampuan ini penting, karena akan membantunya melewati masa peralihan dari masa remaja menuju fase dewasa atau dunia nyata.

Baca juga :

Popular posts from this blog

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dalam Psikologi Industri dan Organisasi

Biografi Albert Bandura

10 Negara Terluas di Dunia